Zaman sekarang tidak bisa dipungkiri bahwa media sosial sangat berpengaruh terhadap hidup seseorang. Penggunaan media sosial sendiri bisa memberikan manfaaat bisa juga berdampak negatif. Manfaatnya banyak banget, kita bisa curhat, jualan, kampanye atau berbagi informasi lewat medsos. Dampak negatifnya juga ada, seperti adanya pihak tidak bertanggungjawab yang memanfaatkan data kita, medsos yang bisa dijadikan tempat untuk menjelek-jelekkan orang lain, atau bahkan maraknya penipuan yang terjadi lewat medsos.
Dulu waktu awal-awal punya HP android, saya menginstal hampir semua medsos dong. Mulai dari Facebook, Twitter, Instagram, Path, Foursquare, dan Line. Tapi sekarang saya cuma aktif di Facebook sama Instagram aja. Kenapa? Karena memory nya ga cukup..eh..hehehe. Iya salah satunya karena itu sih. Tapi ada alasan lain juga, dulu pernah saya punya Path, pas saya buka home page saya, ada temen yang tiap satu jam sekali sering banget update Pathnya, mulai dari lagi check in dimana, lagi makan di resto apa, lagi dengerin lagu apa, lagi foto sama siapa, lagi punya barang baru apa, edebrew-edebrew. Saya jadi merasa risih aja, langsung saya uninstall deh Pathnya.. :D
Gimana dengan Facebook dan Instagram ya? Menurut saya kayaknya masih ada orang yang overshared disana. Overshared itu kadang menyebabkan suatu pikiran negatif orang yang melihatnya. Contohnya saya punya teman yang ga saya kenal deket di Facebook, dia sering banget upload foto travellingnya ke luar negeri, mulai dari keliling Asia sampai Eropa. Saya jadi kepo dan berfikir "Wah orang ini kerjanya apa ya..kok nikmat banget hidupnya keliling dunia". Pertama kali melihat dia upload rasanya kagum banget, tapi kalau tiap hari bahkan tiap jam gonta-ganti lokasi di luar negeri, rasanya saya pengen seperti dia. Rasanya seperti saya jadi kurang bersyukur dengan rezeki saya.
Ada juga seorang teman yang mengupload foto rumah barunya. Bukan hanya foto rumah yang tampak depan saja, bahkan foto detail rumah di segala penjuru ruang. Hmmm, dalam hati saya berfikir "Orang ini kok pamer banget sih, iya-iya kamu punya rumah baru tapi ya ga usah lah diupload terlalu detail gitu". Rasanya sekali lagi, saya yang hanya kontraktor (baca:masih mengontrak) ini kurang bersyukur.
Ada juga yang mengupload foto ibadahnya, foto dia yang memberikan sumbangan ke orang ga mampu, foto dia yang melakukan kegiatan bakti sosial di panti asuhan, status dia yang udah khatam Qur'an untuk sekian kalinya, atau status tentang macam-macam puasa sunnah yang lagi dia jalani. Hal tersebut bikin saya bertanya-tanya "Maksud orang ini apa sih, iya-iya ibadahmu bagus tapi apa perlu untuk dishare seperti itu"
Ada juga seorang yang baru menikah, sering sekali mengupload foto kemesraan dengan pasangan halalnya atau update status tentang keromantisan pasangannya. Yang membuat saya tiba-tiba melirik pasangan saya dan berfikir "Kenapa dia kok ga bisa seromantis itu ya". Jatohnya mengeluh dan kurang bersyukur lagi.
Ada juga yang sedang hamil, sering sekali upload foto USG atau perkembangan perut buncitnya dari hari ke hari. Yang sudah menjadi ibu baru, sering juga upload foto atau video lucu anaknya. Semuanya membuat saya geleng-geleng kepala dan sedikit berburuk sangka, "Apakah orang-orang ini pamer ya? Apakah mereka ga memikirkan perasaan temannya yang belum dikaruniai anak?"
Namun suatu hari saya dibuat melotot dengan suatu artikel di facebook, judulnya "Mereka Yang Riya' atau kita yang Hasad?". Kata-kata di artikel itu yang membuat saya becermin adalah "Apapun yang orang lain lakukan atau apapun yang orang lain posting, biarlah itu menjadi urusan dia dengan Tuhannya. Kita ga bisa menentukan apakah itu riya' atau tidak". Akhirnya saya jadi mikir juga ngapain saya pusingin urusan mereka, emang kalau mereka yang riya' trus saya jadi dapet pahala gitu? Kan engga ya.. :D
Tambah nancap lagi adalah kata-kata yang intinya "Tutup aja media sosialmu daripada sibuk mengatur apa yang harus orang lain lakukan untuk membuatmu bahagia". Hehehe, saya jadi mikir lagi bener juga ya kalau misal saya ga pengen ngelihat aktivitas orang-orang tersebut mending ga usah login Facebook atau Instagram.
Jadi sebenernya mereka yang riya' atau kita yang hasad? Mereka yang pamer atau kita yang dengki? Hanya kita sendiri yang tau :)
Setelah membaca artikel itu saya jadi bertanya-tanya jangan-jangan saya dulu pernah menjadi sosok yang overshared itu. Contohnya ketika saya menikah, hanimun, hamil, sampai punya anak, jangan-jangan ada postingan tentang hal tersebut yang membuat orang lain ga enak hati, membuat orang lain ga bahagia, membuat orang lain sedih atau iri. Saya minta maaf sekali, karena niat saya sharing di medsos hanya untuk dokumentasi dan untuk dikenang suatu hari nanti, takut kalau tiba-tiba memori HP hang atau rusak. Mungkin niat orang-orang yang saya anggap overshared itu juga sama seperti niat saya :)
Jadi sebaiknya media sosial ini digunakan secara bijak ya. Supaya ga ada hati yang tersakiti. Sesungguhnya yang mengetahui niat kita dalam bermedia sosial cuma sang Maha Kuasa. Semoga postingan ini menjadi self reminder buat kita semua supaya tidak menjadi pribadi yang memiliki sifat riya' atau hasad. Amiiin.. Yuk berproses menjadi pribadi yang lebih baik..
Sumber Gambar :
Pertama : https://lifelongserenade.files.wordpress.com/2016/03/12383516_1259111034117677_1185485284_n.jpg
Sumber Gambar :
Pertama : https://lifelongserenade.files.wordpress.com/2016/03/12383516_1259111034117677_1185485284_n.jpg
Kedua : http://scontent.cdninstagram.com/t51.2885-15/e35/13408723_922272824568642_1290500741_n.jpg?ig_cache_key=MTI4MDA4MDY3NDIzMzM2MjgwMQ%3D%3D.2
Bagus artikelnya mba, izin save dn share ya mba:)
BalasHapusAlhamdulillah, terimakasih kak.. Silahkan kak :)
Hapus