Hari Minggu pagi cerah ceria waktu itu kami mati gaya. Mau kemana kita? Biasanya dulu saat belum pindah rumah kami sering menghabiskan hari Minggu pagi jalan-jalan di pelataran JEC. Nah sekarang tempat tinggal kami jauh dari JEC.
Baca : Minggu Pagi Mati Gaya? Ke Pelataran JEC Aja
Nah dari info teman yang tempat tinggalnya di daerah Pleret, ada tempat wisata baru seperti embung alias waduk gitu di daerah Potorono. Lokasinya pun ga jauh dari tempat tinggal kami. Langsung dah kami cuzz kesana.
Nama tempatnya adalah Wanawisata dan Telaga Desa Potorono. Lokasinya dekat dengan Pasar Ngipik yang baru. Bisa ditempuh melalui Jalan Pleret atau Jalan Wonosari. Googling aja deh, gampang kok ancer-ancernya..hehehe..
Kami nyampe lokasi sekitar pukul 07.30. Jam segitu cuacanya dah lumayan panas. Kami parkir kendaraan di sisi depan. Btw jalan masuk ke area telaga masih belum diaspal. Jadi harus hati-hati ya karena medannya ga rata.
Selesai parkir kendaraan langsung dah kami berjalan menyusuri telaga. Jadi di dalam telaga ini banyak banget ikannya. Tapi pengunjung ga diperbolehkan mancing lhoo. Kalau mau ngasih makan ikan boleh kok. Ada banyak warung yang menjual makanan ikan, seplastiknya dihargai dua ribu rupiah. Dijamin si kecil pasti betah diajak main kesini 😻
Pengunjung bisa berjalan mengelilingi telaga. Tapi karena cuaca waktu itu lumayan panas, kami memilih untuk berjalan-jalan di jalan sisi sebelah kiri telaga. Di sepanjang jalan tersebut terdapat banyak warung makan, penjual jajanan dan tempat permainan anak-anak, seperti permainan pasir eskavator mini, pancing ikan, dan pasir kinetik.
Baca : Permainan Murah Meriah : Melasnya Sakha Ga Punya Mainan Pancing
Terdapat tempat bersantai juga bernama Plasa alias Plataran Santai. Tempat ini menarik perhatian kami karena pernak-pernik hiasannya sangat meriah. Di dalamnya terdapat tempat makan dengan banyak kursi kayu, ada pula tikar untuk lesehan. Menu utamanya adalah soto ayam dan sego wader.
Karena kami udah lapar, langsung dah kami memesan soto ayam dan sego wader. Minumnya teh anget, plus mendoan sebagai lauk tambahan. Harga makanan disini cukup terjangkau lho. Rasanya juga enak. Oh ya soto disini buthek ya, alias pake santan. Beda sama soto bathok yang tersohor itu.
Baca : Kuliner Murah Meriah Jogja, Saoto Batok Mbak Katro
Selesai makan, Sakha pengen main pasir kinetik. Padahal di rumah dia sudah punya lho. Ya mungkin karena di rumah cetakannya kecil-kecil dia udah bosen. Yang disini cetakannya besar-besar.
Baca : Sekarang Main Pasir Ga Harus Ke Pantai Lho..
Saya cukup kaget karena untuk bermain pasir ini hanya bayar lima ribu rupiah. Itupun bisa main sepuasnya. Huwaaa.. harganya jauh lebih murah banget daripada main pasir di mall, yang biasanya harus bayar tiga puluh ribu. Itupun cuma sejam..
Baca : Keseruan di Wonder Field Festival, Plaza Ambarukmo Yogyakarta
Puas bermain pasir, kami lanjut mengajak Sakha untuk kasih makan ikan di pinggiran telaga. Kami beli pakan ikan seharga dua ribu. Trus langsung nongkrong deh di pinggiran telaga. Saya ga ikut nongkrong, karena body udah melebar banget karena hamil dah masuk trisemester tiga waktu itu. Takut ga bisa jaga keseimbangan trus nyemplung kan ga lucu ya..
Baca : Perkembangan Adik Sakha Part 3
Sakha happy banget lho disini. Dia puas banget bisa kasih makan ikan. Jenis ikan disini sekilas sama kayak yang ada di kolam ikan Taman Pelangi Monjali.
Baca : Tentang Anniversary di Taman Pelangi
Oh ya disediakan juga lho wahana perahu dayung. Jadi pengunjung bisa berkeliling telaga dengan perahu ini. Sekilas lihat safetynya sih oke, disediakan rompi pelampung untuk penumpang.
Btw saat melihat pemandangan di sekitar, saya tertarik banget sama asyiknya pengunjung yang menaiki dokar mini. Sejenis cidomo yang dulu pernah saya naikin waktu di Lombok. Waaah, kapan lagi nih bisa naik dokar bareng Sakha. Bentar lagi juga saya lahiran dan kami pasti dah jarang jalan-jalan lagi. Gitu pikir saya.
Baca : Wisata Ke Gili Trawangan, Lombok [3]
Akhirnya saya mengajak Sakha dan ayahnya buat naik dokar..hoho..senangnya. Kami bertiga menaiki dokar dengan kuda yang mokong. Yes, jadi ketika kami bertiga udah naik, si kuda tuh ga mau jalan. Doi minta dipecut agak keras gitu sama pemiliknya. Sebenernya kami kasian, kami udah berniat buat turun gitu tapi pak kusir melarang. Ya sudahlah.
Untungnya si kuda mau jalan. Walaupun rada ngebut, mungkin dia marah. Oh ya dokar ini tidak berkeliling satu putaran. Rutenya cuman setengah putaran aja kemudian balik lagi. Tarifnya sepuluh ribu per dokar. Wow, lumayan murah ya. Beda jauh sama tarif naik dokar di Malioboro yang kata teman mencapai seratus ribu per putaran.
Baca : Cantiknya Wajah Baru Malioboro Jogja
Kami happy banget bisa nemu tempat wisata murah meriah yang ga terlalu jauh dari rumah. Tempat wisata ini cocok banget dikunjungi saat pagi dan sore. Paket lengkap lah disini, kita bisa menikmati udara sejuk telaga, bisa olah raga jogging atau jalan kaki, kalau capek tinggal maem deh di warung yang disediakan. Kalau bawa anak, tinggal diajak main pasir atau kasih makan ikan..hoho..
Gimana, tertarik kah? Langsung aja cuzz kesini. Recommended. Oh ya tarif parkirnya masih sukarela lho..woww.. jadi terdapat beberapa kotak uang yang tersebar di area parkiran motor dan parkiran mobil. Pengunjung dipersilahkan memberi seikhlasnya.
Yuk main sini. Pas bulan puasa gini, telaga ini cucok buat tempat ngabuburit juga lho...
Baca : Minggu Pagi Mati Gaya? Ke Pelataran JEC Aja
Nah dari info teman yang tempat tinggalnya di daerah Pleret, ada tempat wisata baru seperti embung alias waduk gitu di daerah Potorono. Lokasinya pun ga jauh dari tempat tinggal kami. Langsung dah kami cuzz kesana.
Nama tempatnya adalah Wanawisata dan Telaga Desa Potorono. Lokasinya dekat dengan Pasar Ngipik yang baru. Bisa ditempuh melalui Jalan Pleret atau Jalan Wonosari. Googling aja deh, gampang kok ancer-ancernya..hehehe..
Kami nyampe lokasi sekitar pukul 07.30. Jam segitu cuacanya dah lumayan panas. Kami parkir kendaraan di sisi depan. Btw jalan masuk ke area telaga masih belum diaspal. Jadi harus hati-hati ya karena medannya ga rata.
Selesai parkir kendaraan langsung dah kami berjalan menyusuri telaga. Jadi di dalam telaga ini banyak banget ikannya. Tapi pengunjung ga diperbolehkan mancing lhoo. Kalau mau ngasih makan ikan boleh kok. Ada banyak warung yang menjual makanan ikan, seplastiknya dihargai dua ribu rupiah. Dijamin si kecil pasti betah diajak main kesini 😻
Pengunjung bisa berjalan mengelilingi telaga. Tapi karena cuaca waktu itu lumayan panas, kami memilih untuk berjalan-jalan di jalan sisi sebelah kiri telaga. Di sepanjang jalan tersebut terdapat banyak warung makan, penjual jajanan dan tempat permainan anak-anak, seperti permainan pasir eskavator mini, pancing ikan, dan pasir kinetik.
Main eskavator dan pancing ikan |
Terdapat tempat bersantai juga bernama Plasa alias Plataran Santai. Tempat ini menarik perhatian kami karena pernak-pernik hiasannya sangat meriah. Di dalamnya terdapat tempat makan dengan banyak kursi kayu, ada pula tikar untuk lesehan. Menu utamanya adalah soto ayam dan sego wader.
Daftar menu |
Sego wader |
Soto ayam |
Baca : Kuliner Murah Meriah Jogja, Saoto Batok Mbak Katro
Selesai makan, Sakha pengen main pasir kinetik. Padahal di rumah dia sudah punya lho. Ya mungkin karena di rumah cetakannya kecil-kecil dia udah bosen. Yang disini cetakannya besar-besar.
Asiknya main pasir kinetik |
Baca : Sekarang Main Pasir Ga Harus Ke Pantai Lho..
Saya cukup kaget karena untuk bermain pasir ini hanya bayar lima ribu rupiah. Itupun bisa main sepuasnya. Huwaaa.. harganya jauh lebih murah banget daripada main pasir di mall, yang biasanya harus bayar tiga puluh ribu. Itupun cuma sejam..
Baca : Keseruan di Wonder Field Festival, Plaza Ambarukmo Yogyakarta
Puas bermain pasir, kami lanjut mengajak Sakha untuk kasih makan ikan di pinggiran telaga. Kami beli pakan ikan seharga dua ribu. Trus langsung nongkrong deh di pinggiran telaga. Saya ga ikut nongkrong, karena body udah melebar banget karena hamil dah masuk trisemester tiga waktu itu. Takut ga bisa jaga keseimbangan trus nyemplung kan ga lucu ya..
Baca : Perkembangan Adik Sakha Part 3
Sakha happy banget lho disini. Dia puas banget bisa kasih makan ikan. Jenis ikan disini sekilas sama kayak yang ada di kolam ikan Taman Pelangi Monjali.
Asyiknya kasih makan ikan |
Banyak ikan |
Baca : Tentang Anniversary di Taman Pelangi
Oh ya disediakan juga lho wahana perahu dayung. Jadi pengunjung bisa berkeliling telaga dengan perahu ini. Sekilas lihat safetynya sih oke, disediakan rompi pelampung untuk penumpang.
Btw saat melihat pemandangan di sekitar, saya tertarik banget sama asyiknya pengunjung yang menaiki dokar mini. Sejenis cidomo yang dulu pernah saya naikin waktu di Lombok. Waaah, kapan lagi nih bisa naik dokar bareng Sakha. Bentar lagi juga saya lahiran dan kami pasti dah jarang jalan-jalan lagi. Gitu pikir saya.
Baca : Wisata Ke Gili Trawangan, Lombok [3]
Akhirnya saya mengajak Sakha dan ayahnya buat naik dokar..hoho..senangnya. Kami bertiga menaiki dokar dengan kuda yang mokong. Yes, jadi ketika kami bertiga udah naik, si kuda tuh ga mau jalan. Doi minta dipecut agak keras gitu sama pemiliknya. Sebenernya kami kasian, kami udah berniat buat turun gitu tapi pak kusir melarang. Ya sudahlah.
Naik dokar |
Baca : Cantiknya Wajah Baru Malioboro Jogja
Kami happy banget bisa nemu tempat wisata murah meriah yang ga terlalu jauh dari rumah. Tempat wisata ini cocok banget dikunjungi saat pagi dan sore. Paket lengkap lah disini, kita bisa menikmati udara sejuk telaga, bisa olah raga jogging atau jalan kaki, kalau capek tinggal maem deh di warung yang disediakan. Kalau bawa anak, tinggal diajak main pasir atau kasih makan ikan..hoho..
Gimana, tertarik kah? Langsung aja cuzz kesini. Recommended. Oh ya tarif parkirnya masih sukarela lho..woww.. jadi terdapat beberapa kotak uang yang tersebar di area parkiran motor dan parkiran mobil. Pengunjung dipersilahkan memberi seikhlasnya.
Yuk main sini. Pas bulan puasa gini, telaga ini cucok buat tempat ngabuburit juga lho...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar